Rumput Laut



Pertumbuhan dan penyebaran rumput laut sangat tergantung dari faktor-faktor oseanografi (fisika, kimia dan pergerakan atau dinamika laut) serta jenis substrat dasarnya. Untuk pertumbuhannya, rumput laut mengambil nutrisi dari sekitarnya secara difusi melalui dinding thallusnya.

Seperti umumnya pada alga jenis lain, morfologi rumput laut jenis Glacilaria disebut thallus (jamak : thalli), yaitu tidak memiliki perbedaan nyata antara akar, batang dan daunnya. Perkembangbiakannya dilakukan dengan 2 cara yaitu secara kawin antara gamet jantan dan gamet betina (generatif) serta tidak kawin melalui vegetatif, konjugatif dan penyebaran spora yang terdapat pada kantong spora (carporspora, cystocarp).

Berdasarkan kandungan pigmennya, rumput laut dikelompokkan menjadi 4 kelas (othmer, 1986 ; Anomin, 1977) yaitu : Rhodophyceae (ganggang merah), Phaeophyceae (ganggang cokelat), Chlorophyceae (ganggang hijau), Cyanophyceae (ganggang biru hijau). Beberapa jenis rumput yang bernilai ekonomi sejak dulu sudah diperdagangkan yaitu Eucheuma sp., Hynea sp., Gracillaria sp., dan Gelidium sp., dari kelas Rhodophyceae serta Sargassum sp., dari kelas Phaeophyceae.

Manfaat Rumput Laut
Manfaat rumput laut berdasarkan penelitian tercatat 22 jenis telah dimanfaatkan sebagai makanan. Diwilayah perairan Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Pulau Seram, Bali, Lombok, Kepulauan Riau dan Pulau Seribu diketahui 18 jenis dimanfaatkan sebagai makanan dan 56 jenis sebagai makanan dan obat tradisional oleh masyarakat pesisir.
Dari hasil studi tercatat sebanyak 61 jenis dari 27 rumput laut di Kepulauan Riau, Pantai Lampung, Pulau Jawa, Madura, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan beberapa di Kepulauan Maluku sudah terbiasa dijadikan makanan. Jumlah tersebut didominasi oleh 38 jenis dari 17 ganggang merah, 15 jenis dari 5 ganggang hijau dan 8 jenis dari 5 ganggang cokelat. Dari 21 jenis telah dimanfaatkan sebagai obat.
Indonesia dikenal negara yang subur dan kaya akan sumber daya alam. Sebagai negara dengan luas wilayah laut lebih dari 70 %, salah satu kekayaan alam yang bisa kita manfaatkan adalah sumber hayati. Selain ikan, alternatif hasil laut yang bisa diolah adalah rumput laut.
Rumput laut termasuk dalam anggota alga (tumbuhan memiliki klorofil atau zat hijau daun). Tumbuhan yang hidup diperairan dangkal dan menempel pada karang yang mati ini dibagi kedalam 4 kelas besar, yaitu Rhodophyceae (alga merah), Phaeophyceae (alga cokelat), Chlorophyceae (alga hijau), dan Cyanophyceae (alga biru hijau).
Rumput laut banyak digunakan sebagai bahan baku industri. Contohnya yaitu alga cokelat, yang digunakan untuk bahan baku es krim, pengolahan tekstil, pabrik farmasi, semir sepatu, dan pabrik cat. Alga merah untuk bahan baku industri makanan, farmasi, penyamakan kulit, dan pembuatan bir.

Selain itu, rumput laut dapat juga digunakan sebagai bahan untuk pupuk tanaman, campuran makanan ternak, dan juga bahan baku kosmetika.

Rumput laut diketahui kaya akan nutrisi esensial, seperti enzim, asam nukleat, asam amino, mineral, trace elements, dan vitamin A,B,C,D,E dan K. Karena kandungan gizinya yang tinggi, rumput laut mampu meningkatkan sistem kerja hormonal, limfatik, dan juga saraf. Selain itu, rumput laut juga bisa meningkatkan fungsi pertahanan tubuh, memperbaiki sistem kerja jantung dan peredaran darah, serta sistem pencernaan.
Rumput laut dikenal juga sebagai obat tradisional untuk batuk, asma, bronkhitis, TBC, cacingan, sakit perut, demam, rematik, bahkan dipercaya dapat meningkatkan daya seksual. Kandungan yodiumnya diperlukan tubuh untuk mencegah penyakit gondok.

Di Cina, rumput laut juga biasa digunakan untuk pengobatan kanker. Tingginya tingkat konsumsi rumput laut mungkin berhubungan dengan rendahnya insiden kanker payudara pada wanita di negara tersebut. Mungkin hal itu disebabkan oleh kandungan klorofil rumput laut yang bersifat antikarsinogenik. Selain itu, karena kandungan vitamin C dan antioksidannya yang dapat melawan radikal bebas, rumput laut bermanfaat untuk memperpanjang usia dan mencegah terjadinya penuaan dini.

Semua rumut laut kaya akan kandungan serat yang dapat mencegah kanker usus besar. Serat dapat melancarkan pencernaan dengan membentuk zat seperti gelatin dalam usus halus dan meningkatkan kadar air dalam fases. Konsumsi serat dapat membantu metabolisme lemak sehingga menurunkan kadar kolestrol darah dan gula darah. Rumput laut juga membantu pengobatan tukak lambung, radang usus besar, susah buang air besar, dan gangguan pencernaan lainnya.

Pemanfaatan Rumput Laut Secara Umum adalah :
1. Makanan dan susu (Ice cream, yoghurt, waper krim, cokelat susu, pudding instant)
2. Minuman (Minuman ringan, jus buah, bir)
3. Roti
4. Permen
5. Daging ikan dalam kaleng
6. Saus, salad dressing, kecap
7. Makanan diet (Jelly, jam, sirup, puding)
8. Makanan bayi
9. Non pangan (Makanan hewan, makanan ikan, cat, keramik, tekstil, kertas)
10. Farmasi dan koxsmetik (Pasta gigi, shampoo, obat tablet, bahan cetak gigi, obat salep)
KARAGINOFIT adalah rumput laut yang mengandung karaginan adalah dari marga Eucheuma. Karaginan ada tiga macam, yaitu iota karaginan dikenal dengan tipe spinosum, kappa karaginan dikenal dengan tipe cottonii dan lambda karaginan. Ketiga macam karaginan ini dibedakan karena sifat jeli yang terbentuk. Iota karaginan berupa jeli lembut dan fleksibel atau lunak. Kappa karaginan jeli bersifat kaku dan getas serta keras. Sedangkan lambda karaginan tidak dapat membentuk jeli, tetapi berbentuk cair yang viscous. Tabel 1. dibawah ini menunjukkan jenis rumput laut karaginofit dengan fraksi karaginannya.

• Jenis Yang Potensial
E. cottonii dan E. spinosum merupakan rumput laut yang secara luas diperdagangkan, baik untuk keperluan bahan baku industri di dalam negeri maupun untuk ekspor. Sedangkan E. edule dan Hypnea sp hanya sedikit sekali diperdagangkan dan tidak dikembangkan dalam usaha budidaya. Hypnea biasanya dimanfaatkan oleh industri agar. Sebaliknya E. cottonii dan E. spinosum dibudidayakan oleh masyarakat pantai. Dari kedua jenis tersebut E. cottonii yang paling banyak dibudidayakan karena permintaan pasarnya sangat besar. Jenis lainnya Chondrus spp., Gigartina spp., dan Iridaea spp tidak ada di Indonesia, mereka merupakan rumput laut

Tabel 1. Karaginan dari beberapa jenis algae (Chapman & Chapman 1980)

Jenis algae karaginofit

Fraksi karaginan

Furcellaria fastigiata

Kappa

Agardhiella tenera

Iota

Eucheuma spinosum

Iota

Eucheuma cottonii

Kappa, Lambda

Anatheca montagnei

Iota

Hypnea musciformis

Kappa

Hypnea nidifica

Kappa

Hypnea setosa

Kappa

Chondrus crispus

Kappa, Lambda, Iota

Chondrus spp.

Lambda

Gigartina stellata

Lambda, Kappa, Iota

Gigartina acicularis

Lambda, Kappa

Gigartina pistillata

Lambda, Kappa

Iridea radula

Iridophyean,Kappa,

Phyllophora nervosa

Lambda

Gymnogongrus spp

Phyllophoran

Tichocarpus crinitus

Iota, Lambda, Kappa



• Wilayah Potensial Pengembangan Ehicheuma

Wilayah potensial untuk pengembangan budidaya rumput laut Eucheuma terletak perairan pantai Nanggro Aceh Darusalam (Sabang); Sumatera Barat (Pesisir Selatan, Mentawai); Riau (Kepulauan Riau, Batam); Sumatera Selatan; Bangka Belitung, Banten (dekat Ujung Kulon, Teluk Banten/P. Panjang); DKI Jakarta (Kepulauan Seribu); Jawa Tengah (Karimun Jawa), Jawa Timur (Situbondo dan Banyuwangi Selatan, Madura); Bali (Nusa Dua/Kutuh Gunung Payung, Nusa Penida, Nusa Lembongan) dan Buleleng; Nusa Tenggara Barat (Lombok Barat dan Lombok Selatan, pantai Utara Sumbawa Besar, Bima, dan Sumba); Nusa Tenggara Timur (Maumere, Larantuka, Kupang, P. Roti selatan); Sulawesi Utara; Gorontalo; Sulawesi Tengah; Sulawesi Tenggara; Sulawesi Selatan; Kalimantan Barat; Kalimantan Selatan (Pulau Laut); Kalimantan Timur; Maluku (P. Seram, P. Osi, Halmahera, Kep. Aru dan Kei); Papua (Biak, Sorong).
Rumput laut Eucheuma di Indonesia umumnya tumbuh di perairan yang mempunyai rataan terumbu karang. la melekat pada substrat karang mati atau kulit kerang ataupun batu gamping di daerah intertidal dan subtidal. Tumbuh tersebar hampir diseluruh perairan Indonesia. Sebaran Eucheuma dapat dilihat pada tabel dan peta dibawah ini.

Tabel 2. Sebaran Eucheuma di perairan Indonesia (Atmadja dan Sulistijo 1983)

Jenis rumput laut

Sebaran Perairan

Eucheuma spinosum


Kep. Riau, SelatSunda, Kep. Seribu (JawaBarat), Sumbawa (NTB), Ngele-ngele, Sanana (NTT), Wakatobi dan Muna (Sulawesi Tenggara), Kep. Banggai dan Togian, P. Dua dan P.Tiga (Sulawesi Tengah), Seram Timur, Kep. Kei dan Kep. Aru (Maluku).

Eucheuma edule

Kep. Seribu (Jawa Barat), Bali, Seram Timur (Maluku), P. Dua dan P. Tiga (Sulawesi Tengah), Wakatobi dan P. Muna (Sulawesi Tenggara), Tolimau, Kep. Kei (Maluku).

Eucheuma serra

Bali


Eucheuma cottonii

Kep. Banggai, Togian, P. Dua dan P. Tiga (Sulawesi Tengah), P. Seram Timur, Selat Alas Sumbawa.

Eucheuma crassum

Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Kep. Aru (Maluku Tenggara)

Eucheuma arnoldhii

Bali, Seram Timur (Maluku)


Eucheuma leewenii

Nusa Kambangan (Jawa Tengah)

Eucheuma crustaeforme

Kep. Sangir (Sulawesi Utara)


Eucheuma horizontal

P. Selayar (Sulawesi Selatan)

Eucheuma adhaerens

P. Ternate (Maluku Utara)

Eucheuma vermiculare

Kep. Seribu (DKI Jakarta)

Eucheuma dichotomum

Kep. Seribu (DKI Jakarta), Kep. Kei, Elat (Maluku)

Eucheuma cervicome

Seram Timur (Maluku)

Eucheuma striatum

Kep. Seribu (DKI Jakarta)

Eucheuma simplex

Seram Timur (Maluku)

Eucheuma spp.

Seram Timur (Maluku)


Wilayah pantai potensi pengembangan rumput laut di Indonesia adalah 1. Barat Sumatera 2. Selatan Jawa 3. Selat Malaka 4. Timur Sumatera 5. Utara Jawa 6. Bali, NTT, NTB 7. Selatan & Barat Kalimantan 8. Timur Kalimantan 9. Selatan Sulawesi 10. Utara Sulawesi dan 11. Maluku & Irian.

  • AGAROFIT

Agarofit adalah jenis rumput laut penghasil agar. Jenis-jenis rumput laut tersebut adalah Gracilaria spp. Gelidium spp. dan Gelidiella spp. Agar-agar merupakan senyawa kompleks polisakarida yang dapat membentuk jeli. Kualitas agar-agar dapat ditingkatkan dengan suatu proses pemurnian yaitu membuang kandungan sulfatnya. Produk ini dikenal dengan nama agarose.

Kualitas agar-agar yang berasal dari Gelidium/Gelidiella lebih tinggi dibanding dari Gracilaria. Dalam skala industri agar-agar dari Gelidium mutunya dapat ditingkatkan menjadi agarose, tetapi Gracilaria masih dalam skala laboratorium.

  • Jenis Potensial

    Jenis yang dikembangkan secara luas baru Gracilaria spp. Di Indonesia, Gracilaria verrucosa umumnya dibudidayakan di tambak. Jenis ini mempunyai Thallus berwarna merah ungu dan kadang-kadang berwarna kelabu kehyauan dengan percabangan alternate atau dichotomy, perulangan lateral berbentuk silindris, meruncing di ujung dan mencapai tinggi 1-3 cm serta berdiameter antara 0,5 - 2,0 mm (Soegiarto et al, 1978).
  • Wilayah Pengembangan

Gracilaria verucosa dan G. gigas banyak dibudidayakan, di perairan Sulawesi Selatan ( Jeneponto, Takalar, Sinjai, Wajo, Paloppo, Bone, Maros); Lombok Barat Pantai Utara P. Jawa ( Serang, Tangerang, Bekasi, Karawang, Brebes, Pemalang, Tuban, dan Lamongan). Gracilaria selain dari budidaya juga dari alam. Panen dari alam kualitasnya kurang baik karena tercampur dengan jenis lain.

Gelidium spp. belum dibudidayakan orang seluruh produksi Gelidium dihasilkan dari alam. Rumput laut ini ditemukan hmapir di seluruh perairan Indonesia. Sebaran Gelidium di perairan Indonesia disajikan dalam Tabel 3.

Tabel 3.Sebaran Gelidium di perairan Indonesia

Jenis Rumput Laut

Sebaran

Gelidium latifolium

Pantai Barat Sumatera ( dari Aceh sampai Lampung ), Ujung Genteng ( DKI Jakarta ), Teluk Noimini (NTT), Labuhan (NTB), P. Kidang (Riau), Marlaut, Geser (Maluku),

Gelidium cartilagineum

Pangandaran (Riau), Terora (Bali), Hoga, Lintea (NTT)

Gelidium rigidum

sebesi (Sulawesi Tenggara), Ujung Genteng, Pangandaran, Anyer, Cilurah (Jawa Barat), Terora (Bali), Tanjung Keramat (NTB)

Gelidium corneum

Pangandaran, Labuan (Jawa Barat)

Gelidium crinale

Pangandaran (Jawa Barat), Lombok (NTB),Tual (Maluku), Timor (NTT)

Gelidium cologlosum

Nias (Sumatera Utara)

Gelidium pusilium

Kangean, Damar (Madura), Maumere, Sika (NTT)

Gelidium pannosum

P. Kambing, Tual (Maluku), Teluk Noimini (NTT), Nias (Sumatera Utara)

  • ALGINOFIT

Alginofit adalah jenis rumput laut penghasil alginat. Jenis - jenis rumput laut coklat penghasil alginat tersebut adalah Sargasssum spp. , Turbinariaspp. , Laminaria spp. , Ascophyllum spp. , dan Macrocystis spp. Sargasssum spp., dan Turbinaria spp. , banyak dijumpai di perairan laut Indonesia, sedangkan Laminaria, Ascophyllum dan Macrocystis banyak dijumpai di perairan.

  • Jenis Potensial

Di Indonesia, Sargassum spp. dan Turbinaria spp. merupakan satu - satunya sumber alginat. Kandungan alginat dalam kedua rumput laut coklat tersebut relatif tergolong rendah, sehingga secara ekonomis kurang menguntungkan. Sargassum spp. dan Turbinaria spp. belum dibudidayakan di Indonesia, permintaan Sargassum spp. masih sangat terbatas.

Di dunia Sargassumi spp. ada sekitar 400 spesies; sedangkan di Indonesia dikenal ada 12 jenis yaitu : Sargassum duplicatum, S. hitrix, S. echinocarpum, S. gracilinum, S. obtuspfolium, S. binderi, S. polyceystum, S. microphylum, S. crassifolium, S. aquafolium, S. vulgare, dan S. polyceratium. Hormophysa di Indonesia dijumpai satu jenis yaitu H. tricuetra dan Turbinaria spp. ada 4 jenis yaitu T. conoides, T. conoides, T. ornata, T. murrayana dan T. deccurens.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar